Wednesday, December 5, 2012

Sistem Basis Data Apotek


Nama Anggota :
Aditya Nurahman (10110202)
Cornelius Hendrick Septyawan (11110629)
Dipo Sumar Prabowo (12110095)
Gendian Barran Permana (12110971)
Herul Fitman Hermawan (13110293)
Slamet Raharjo (16110630)

                                 
Kelas       :       3KA11
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
JURUSAN SISTEM INFORMASI
2012

Posted By Dhietcorner1:00:00 AM

Monday, October 15, 2012

Sekilas Mengenai Prolog dan SWI-Prolog


Bismillahirrohmanirrohim.
Kali ini saya ingin menjelaskan sekilas mengenai Prolog. Kita mungkin pernah mendengarkan kata Prolog saat belajar Bahasa Indonesia. Tapi yang saya akan jelaskan adalah Prolog dalam Bahasa Pemrograman. Simak yuk kilasannya. Selamat Membaca :)

Posted By Dhietcorner8:14:00 PM

Wednesday, July 11, 2012

11 Tips Cara Merawat Kamera dan Lensa Agar Lebih Awet

Filled under:


Kamera digital seperti halnya barang elektronik konsumen lainnya, membutuhkan perawatan ekstra. Mereka memiliki komponen sensitif yang mudah rusak kalau kita ceroboh memegangnya. Berikut beberapa hal praktis agar kamera dan lensa anda lebih awet:

Posted By Dhietcorner9:39:00 AM

12 Foto Makro Hewan, Serangga dan Kupu-Kupu Inspiratif

Filled under:

Jadi anda sudah mencoba alternatif lensa makro seperti close up filter atau extension tube? Berikut 20 foto makro dengan obyek berupa hewan kecil, serangga serta kupu-kupu yang bisa memacu inspirasi anda. Selamat memotret makro:

Posted By Dhietcorner9:35:00 AM

Potret Backlit dengan Cahaya Matahari

Filled under:


Foto potret backlit memiliki daya tarik berbeda karena secara visual sinar matahari yang jatuh dirambut memberi dimensi berbeda. Kali ini kita akan mencoba membuat foto potret backlit dengan pencahayaan sinar matahari. Lihat foto dibawah:
potret backlit
Bagaimana cara membuatnya, ikuti langkah berikut:
Pertama-tama posisikan subyek foto sehingga matahari ada dibelakang mereka tanpa ada sinar matahari yang secara langsung jatuh ke muka. Kemudian ganti mode metering kamera dengan spot metering. Arahkan titik fokus ke muka model. Dengan melakukan ini, pada dasarnya kita memerintahkan kamera, “he kamera, muka adalah bagian terpenting, pastikan eksposure-nya bagus!!
Saat kita memotret, wajah yang tadinya gelap karena membelakangi matahari akan menjadi lebih terang, sementara background menjadi jauh lebih terang. Dalam kasus ini, background yang sangat terang bukanlah masalah karena memang ada matahari disana.
Kalau kita memotret dengan aperture priority dan menurut kita keseluruhan foto terlalu terang, gunakan kompensasi eksposure (exposure compensation). Kompensasi eksposure memaksa kamera untuk menaikkan atau menurunkan nilai eksposure dari nilai yang menurut sistem metering kamera paling pas.
Bagaimana cara mengkompensasi eksposure untuk menggelapkan foto? di kamera DSLR Canon cukup putar quick control dial dibelakang sambil melihat panel LCD bagian atas, putar ke kiri untuk menggelapkan atau putar ke kanan untuk membuatnya terang. Di DSLR Nikon, tekan tombol exposure compensation (+/-) di bagian atas, lalu putar command dial di belakang, lihat nilai di LCD panel atas. Atau kalau anda ingin main aman, gunakan expsosure bracketing.

Posted By Dhietcorner9:27:00 AM

Monday, June 25, 2012

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sumedang Menurut Lapangan Usaha

Filled under: , ,


PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
(PDRB) KABUPATEN SUMEDANG
MENURUT LAPANGAN USAHA

















TAHUN 2005 – 2009

















Kerjasama :

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SUMEDANG
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN SUMEDANG
TAHUN 2010





DAFTAR ISI                                                                               Halaman
DAFTAR ISI  ……………………………….......……………...........          i

BAB I TINJAUAN UMUM
1.1.          Latar Belakang ……..……….………………...............           1
1.2.          Manfaat  Statistik  Pendapatan  Regional/PDRB......         2

BAB II METODOLOGI
2.1.          Pengertian  Produk  Domestik  Regional  Bruto  .......          4
2.2.          Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB..............            4
2.2.1.       Pendekatan Produksi  ……..….…….........................              4
2.2.2.       Pendekatan Pendapatan  .………….........................              4
2.2.3.       Pendekatan Pengeluaran ….……….........................              5
2.3.          Pendapatan Regional …………………………..........             5

BAB VI PENUTUP..........................................................................       6

LAMPIRAN.......................................................................................        7-8




i
BAB I
TINJAUAN UMUM

1.1.    Latar Belakang

Ditengah masih melesunya perekonomian dunia akibat badai krisis financial yang menghantam ekonomi dunia sejak akhir tahun 2008 hingga pertengahan tahun 2009, Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara dikawasan Asia Pasifik yang mampu bertahan dari hantaman badai krisis tersebut. Kala hampir seluruh negara di Asia mencatat pertumbuhan ekonomi negatif akibat krisis global, China, India dan Indonesia justru mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif, serta memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan.
Meskipun prospek perekonomian negara maju masih suram, secara keseluruhan perekonomian Indonesia tahun 2009 bergerak lepas dari berbagai permasalahan ekonomi dunia dan mencatat pertumbuhan ekonomi 4,5 persen. Angka tersebut cukup meyakinkan ditengah melesunya perekonomian global.
Sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi nasional, pada tahun 2009 Propinsi Jawa Barat yang merupakan salah satu kontributor utama terhadap perekonomian nasional pun mengalami pertumbuhan positif.Pada tahun 2009 perekonomian  Jawa Barat tumbuh 4,29 persen, sedikit melambat bila dibandingkamn dengan tahun sebelumnya yang mencapai 5,83 persen.
Demikian pula dengan Kabupaten Sumedang yangmerupakan salah satu daerah yang cukup memberikan kontribusi terhadapperekonomian JawaBarat.   Pada   tahun 2009 perekonomian KabupatenSumedang tumbuh 4,76 persen.
Pertumbuhan yang cukup tinggi bila dibandingkan tahunsebelumnya yang mencapai 4,58 persen dan melebihi pertumbuhan ekonomi yang dicapai Jawa Barat maupun nasional. Trend laju pertumbuhan ekonomi Sumedang cenderung menunjukan peningkatan yang positif dari tahun ketahun. Peningkatan tersebut merupakan hasil kerjasama yang terus dibangun


1


oleh berbagai stakeholder daerah terbaik dalam kerangka kelembagaan politik maupun peran aktif dunua swasta dan masyarakat secara langsung.
Disamping itu, dalam rangka meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu sasaran pembangunan daerah diperlukan keterpaduan gerak langkah pembangunan dari berbagai pihak secara sinergis, kondusif dan berkelanjutan. Meskipun demikian, dalam setiap proses pembangunanmasih terbentur oleh berbagai macam kendala yang perludiantisipasi. Untuk mengantisipasi kendala  kendala tersebut dan gunamendukung visi dan misi Kabupaten Sumedang diperlukan data daninformasi statistik yang akurat dan berkesinambungan.
Data dan informasi ini, khususnya data ekonomi makro dapat dijadikansebagai salah satu bahan evaluasi hasil pembangunan yang telah dicapai dan perencanaan dimasa yang akan datang.
Untuk mengukur sejauh mana keberhasilan kinerja perekonomian regional,maka dibuat indikator makro yang biasa digunakan            sebagai         penilaian kinerja perekonomian.            Indikator tersebut diantaranya adalahProduk Domestik Regional Bruto (PDRB).  PDRB ini dapat menggambarkanpertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu tertentu, dapat menggambarkanstruktur ekonominya dan dapat menggambarkan analisisnya terhadapkinerja sektor perekonomian.
1.2.  Manfaat Statistik Pendapatan Regional/PDRB
PDRB sebagai indikator ekonomi makro dapat dimanfaatkan sebagai :
1. PDRB atas dasar harga berlaku nominal menunjukkankemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatuwilayah.  Nilai  PDRB  yang  besar  menunjukkan  kemampuan sumber daya ekonomi yang besar. 
2. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan pendapatanyang memungkinkan dapat dinikmati oleh penduduk suatudaerah.
3. PDRB atas dasar harga konstan (riil) dapat digunakan untukmenunjukkan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) secarakeseluruhan maupun sektoral dari tahun ke tahun.


2


4. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektormenunjukkan struktur perekonomian yang menggambarkanperanan sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor  sektorekonomi yang mempunyai peran yang besar menunjukkan basisperekonomian yang mendominasi perekonomianwilayah tersebut.
5. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilaiPDRB per satu orang penduduk (pendapatan per kapita).


3
BAB II
METODOLOGI


2.1. Pengertian Produk Domestik  Regional Bruto
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)   merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi didalam suatu wilayah atau daerah pada suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, tanpa memperhitungkan kepemilikan.
2.2. Beberapa Pendekatan Penyusunan PDRB
Pendekatan penyusunan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitungmelalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Yangdimaksud metode langsung adalah metode penghitungan denganmenggunakan data yang bersumber dari data dasar masing masing daerah.Metode langsung tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan 3 macampendekatan yaitu:
·         pendekatan produksi (Production Approach),
·         pendekatan pendapatan (Income Approach), dan
·         pendekatan pengeluaran (Expenditure Approach). Metode tidak langsungadalah metode penghitungan dengan cara alokasi yaitu mengalokir PDRBpropinsi ke kabupaten / kota dengan memakai berbagai macam indikatorproduksi atau indikator lainnya yang cocok sebagai alokator.
2.2.1.   Pendekatan Produksi
Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dengan caramengurangkan biaya antara dari masing - masing nilai produksi bruto tiap –tiap sektor atau subsektor.
2.2.2.  Pendekatan Pendapatan
Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomidihitung dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaituupah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung neto.Untuk sektor pemerintahan   dan   usaha-usaha   yang   sifatnya   tidak   mencari untung, surplus usaha tidakdiperhitungkan. Yang termasuk dalam surplus usaha disini adalah bunga,sewa tanah dan keuntungan kotor.
4

2.2.3.  Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan dari segi pengeluaran bertitik tolak pada penggunaan akhir daribarang dan jasa di dalam suatu wilayah. Jadi produk domestik regional brutodiperoleh dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhiryang membentuk produk domestik regional tersebut. Secara umumpendekatan pengeluaran dapat dilakukan dengan berbagai carasebagai berikut:
  a. Melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metodearus barang, metode penjualaneceran dan metode penilaian eceran b.  Melaluipendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatansurvei pendapatan & pengeluaran rumah tangga, metodedata anggaran belanja, metode balance sheet  dan metodestatistik luar negeri pada prinsipnya kedua cara inidimaksudkan untuk memperkirakan komponen komponen permintaan akhir seperti konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetapbruto dan perdagangan antar wilayah (termasukekspor dan impor antar negara).

2.3.     Pendapatan Regional
Istilah Pendapatan Regional merupakan sebutan yang lebih populer dalampublikasi PDRB. Namun dalam kenyataannya, pendapatan regional sulituntuk dihitung mengingat sukarnya mendeteksi arus pendapatan yangmengalir antar regional / propinsi. Oleh karena keterbatasan tersebut, makayang sering atau umum dipakai adalah Produk Domestik Regional Netto(PDRN). PDRN Atas Biaya Faktor Produksi merupakan PDRB setelahdikeluarkan biaya penyusutan barang-barang modal karena aus akibatdigunakan dalam proses produksi, dan pajak tidak langsung netto (pajaksetelah dikurangi subsidi pemerintah).




5



BAB VI
PENUTUP


Dari uraian hasil pembahasan, maka diperoleh beberapa kesimpulan :
1.   PDRB atas dasar harga berlaku Kabupaten Sumedang  mengalamikenaikan 8,61 persen yaitu dari Rp. 10.300,94 milyar tahun 2008menjadi Rp. 11.188,17 milyar tahun 2009.
2.  Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Sumedang tahun2009 mencapai 4,76 persen.

3.   Kabupaten Sumedang merupakan wilayah dengan strukturpertanian karena masih merupakan daerah dengan sektorpertanian sebagai penyumbang terbesar dalam perekonomianKabupaten Sumedang. Perkembangan struktur ekonomi tersebutcukup stabil dari tahun ke tahun.

4.   Pendapatan per kapita meningkat dari Rp. 9.537.953,83 tahun 2008menjadi Rp. 10.238.008,66 tahun 2009 atau naik 7,34 persen.

5.   Indeks implisit meningkat dari 200,53 tahun 2008 menjadi 207,90tahun 2009 sehingga diperoleh laju inflasi PDRB 3,68 persen padatahun 2009.




 6


LAMPIRAN
INDEKS IMPLISIT PDRB KABUPATEN SUMEDANG MENURUT LAPANGAN
USAHA TAHUN 2005   2009
( PERSEN )

LAPANGAN USAHA                 2005             2006             2007           2008*           2009**
(1)                                                                                                       (2)                     (3)                (4)                (5)                     (6)

PERTANIAN                               162,09            183,23          197,62       216,60             224,70
                                                    
      1.1  Tanaman Bhn Makanan           166,04             190,09             206,25        221,18              229,08
      1.2  Perkebunan                         148,80             158,64             169,36        190,80              197,94
      1.3  Peternakan                          147,99             162,52             170,69        204,55              213,55
      1.4  Kehutanan                           150,14             161,16             173,53        194,17              197,39
      1.5  Perikanan                            175,63             199,20             214,88        257,25              267,65
PERTAMBANGAN DAN
PENGGALIAN                            177,73             201,31           217,33      235,08             240,86
2.1  Minyak dan Gas Bumi             -                    -                    -                -                            -
2.2  Prtmbngan tnp Migas              -                    -                    -                -                            -
2.3  Penggalian                           177,73             201,31             217,33        235,08              240,86
INDUSTRI PENGOLAHAN         143,80             157,02           68,42      181,74             189,55
3.1  Industri Migas                            -                    -                    -                -                       -
3.2  Industri Tanpa Migas              143,80             157,02            168,42        181,74              189,55
LISTRIK, GAS & AIR
BERSIH                                        169,76          188,74             197,84      207,62             210,26
      4.1  Listrik                                  171,35             190,58             199,39        209,25              211,98
      4.2  Gas Kota                                   -                    -                    -             -                         -
      4.3  Air Bersih                              122,30             130,07            137,45        142,34              142,44
BANGUNAN/KONTRUKSI            143,32          153,85            158,79      170,83             174,79
PERDAGANGAN, HOTEL
DAN RESTORAN                           155,87          168,21            177,80      194,50             201,90
      6.1  Perdagangan Besar & Eceran    159,12             172,17             182,42        199,05              206,37
      6.2  Hotel                                     183,69             194,88             200,40        215,72              220,09
      6.3  Restoran                                142,08             151,86             159,06        176,56              184,67





7




LAPANGAN USAHA                         2005                    2006                    2007                2008*            2009**
            (1)                                            (2)                         (3)                        (4)                    (5)                  (6)

PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI                                  183,06                   201,80                   213,78               240,55             243,55
7.1  Pengangkutan                                  185,09                   205,01                  216,75               246,02             249,55
7.1.1  Angkutan Rel                                  -                          -                          -                       -                    -
7.1.2  Angkutan Jalan
Raya                                                186,50                    206,95                   218,78                248,68           252,13
7.1.3  Angkutan laut                                  -                          -                            -                     -                   -
7.1.4  Angkutan Sungai &
Penyebrangan                                          -                         -                           -                       -                  -
7.1.5  Angkutan Udara                                -                         -                               -                        -                  -
7.1.6  Jasa Penunjang
Angkutan                                             155,27                163,25                     172,06             187,52           192,19
7.2   Komunikasi                                    171,44                184,24                    198,26             213,95           215,81
KEUANGAN, PERSEWAAN
DAN JASA PERUSAHAAN                        168,31                179,58                     189,62             204,12           212,96
8.1  Bank                                             284,10                313,06                    327,28             357,36           365,98
8.2  Lembaga Keuangan
Lainnya                                               146,35                169,09                    173,31             184,44           192,68
8.3  Sewa Bangunan                                130,63                134,63                    142,85             149,20           155,74
8.4  Jasa perusahaan                                 138,95               154,68                   164,11             174,47           179,25
JASA  JASA                                       160,86               175,85                    195,05               214,36             221,43
9.1  Pemerintahan Umum                          169,18                189,22                    213,20               234,97             242,17
9.2  Swasta                                           143,42                147,59                    157,17               171,74             179,16
9.2.1  Jasa Sosial
Kemasyarakatan                                     144,81                 148,56                    157,06              179,89           188,34
9.2.2  Jasa Hiburan dan
Rekreasi                                                136,73                 139,82                  150,35                157,34           164,43
9.2.3  Jasa Perseorangan
dan Rumahtangga                                      142,63                 147,53                   157,05              163,53           169,66
PDRB                                                   156,41                 171,84                   183,93              200,53            207,90
*) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara






Posted By Dhietcorner8:22:00 PM